Biografi Izzuddin Al-Qassam
11:26Perlawanan kepada Penjajah Prancis menjadi semakin rumit sehingga beliau di jatuhi hukuman mati oleh penjajah Prancis, sehingga beliau memutuskan untuk pindah ke Haifa, Palestina. Disamping untuk menghindari hukuman mati oleh penjajah Prancis, kepindahan beliau ke Haifa juga karena semakin banyaknya pendatang haram yahudi di tanah Palestina.
Izzudin Al-Qassam datang ke Palestina sebagai seorang Mujahid yang mengerti persis akan rancangan jahat Yahudi di tanah Palestina. Ia mengerti betul akan rencana jahat Yahudi yang telah mereka tuangkan dan sepakati di Basel, Swizland pada 29-30 Agustus 1896, disana mereka merencanakan untuk mendirikan sebuah negara Zionis khusus untuk orang yahudi di tanah Palestina.
Di Haifa dia tinggal di rumah Haji Amin Nuruddin dan aktif mengajar dan berceramah di Masjid An Nasr. Kemudiannya berpindah tugas di Masjid Al Istiqlal Masjid terbesar ketika itu. Pada tahun 1927 dia mendirikan Jam’iyah Asy-Syubban Al-Muslimin (Persatuan pemuda Muslim) di Kota Haifa dan dia bertindak sebagai pemimpinnya. Beliau mengajak warga Palestina membicarakan ancaman Yahudi ini walaupun sebahagian daripada mereka mempunyai pendapat yang aneh. Ada di antara mereka yang bepandangan bahwa cukup untuk menghadapi mereka dengan demonstrasi, atau mengatakan cukup dengan perundingan saja. Bahkan ada yang pergi ke Inggris untuk mencari jalan penyelesaian permasalahan ini.
Selama tujuh tahun membaur dengan masyarakat, mengenali mereka, mengadakan pembinaan, latihan organisasi dan mempersiapkan mereka untuk berhadapan dengan saat yang bakal menentukan masa depan. Dalam masa tujuh tahun beliau menjalankan pelbagai aktifitas; guru di sekolah, pembimbing rohani di masjid, pekerja di Pejabat Syariat dan ketua pergerakan. Hubungan dengan berbagai kalangan masyarakat juga membuat beliau memiliki dana keuangan. Perjuangannya sangat menitikberatkan kepada tiga perkara utama.
1. Kewaspadaan terhadap ancaman Yahudi secara berterusan.
2. Ajakan untuk berjihad.
3. Memilih orang-orang yang berkualitas dan mempunyai fikrah yang benar serta keahlian militer.
Menurut Shaikh Izzudin Al-Qassam mempersiapkan Generasi Pejuang bisa dengan jalan :
1. Mengadakan hubungan baik dengan setiap orang, baik yang mempunyai komitmen pada agama maupun tidak. Jika orang ini berubah, maka ia akan menjadi pejuang yag hebat dan dapat menjalankan tugas-tugasnya untuk memelihara hubungan yang luas.
2. Menanamkan rasa cinta di antara sesama manusia karena penjajah dan yahudi telah banyak menyebarkan bibit-bibit perpecahan di kalangan masyarakat.
3. Mengajak orang yang dianggap baik dengan berkunjung ke rumahnya. Sheikh Izzudin saling membina suasana keakraban dan persaudaraan sehingga mencapai tahap berterus-terang untuk menyatakan tujuan perjuangan yaitu menyelamatkan Palestin.
4. Izzudin berkeyakinan bahawa Palestin tidak akan dapat diselamatkan kecuali jika rakyatnya dibangkitkan rasa tanggung-jawabnya, lelaki, perempuan, orang awam ataupun ulama meyakini dan bangun berjuang.
Tahun 1931, pasukan yang beliau bentuk telah menyerang perkampungan Yahudi di Yagur. Dalam penyerangan tersebut tiga orang tentera Yahudi telah terbunuh. Pasukan Izzuddin Al-Qassam meneruskan penyerangannya dan menyebarkannya ke seluruh wilayah pegunungan. Setelah pasukan Inggris yang bekerjasama erat dengan Zionis bertindak mempersempitkan ruang geraknya di Haifa, maka Sheikh Al Qassam bersama enam sahabat rapatnya berpindah ke daerah pergunungan pada tahun 1935.
Pasukan yang beliau bentuk mencapai jumlah 200 orang. Dari jumlah tersebut dia membaginya menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima orang dan salah seorang daripada mereka akan diangkat sebagai pemimpin dan pemberi arahan. Dalam tempo yang agak singkat, pasukannya bertambah banyak dan mencapai keanggotaan 800 pejuang. Setiap unit yang asalnya terdiri dari lima orang membesar menjadi sembilan orang.
Rencana berjalan sebagaimana yang diharapkan. Di tahun 1935, Izzudin Al Qassam dalam usianya yang telah mencapai enam puluh tahun keluar pada satu malam dengan mengenakan pakaian pejuang setelah meninggalkan pakaian tokoh agama. Dia mengumpulkan aggota keluarganya untuk memberitahukan niatnya dan menjanjikan untuk berjumpa di syurga. Pasukan Inggeris dengan senjata yang lengkap dan dibantu dengan pesawat bertempur menyerang pasukan Izzuddin Al-Qassam di Ya’bad. Dalam pertempuran tersebut Izzuddin Al-Qassam gugur sebagai syahid bersama dua orang pejuang lainnya pada 20 November 1935.
Orang-orang diseluruh Palestina melakukan solat jenazah ghaib untuk beliau. Jenazah as Syahid Izzudin al Qassam dengan bajunya yang berlumuran darah dibawa oleh ribuan orang ke makam yang ada di kampungnya. Kesyahidan tiga pejuang tersebut telah mencetuskan lebih banyak penentangan, pergolakan dan perlawanan terhadap penjajahan Inggris dan Zionis terhadap bumi palestin. Jasa Sheikh Izzuddin Al Qassam senantiasa dikenangi oleh orang-orang Islam terutamanya di Palestin malahan dijadikan nama Sayap HAMAS (Harakah Muqawamah Islamiyah), Yaitu menjadi Nama Batalion Izzudeen Al-Qassam, Sebuah Batalion perlawanan terhadap Yahudi yang pada perang Al-Furqan Kemarin, Zionist Yahudi tidak berdaya melawannya.
0 comments